Pages

Rabu, 16 Februari 2011

Kemewahan Sajadah dan Kerapatan Shaf dalam Shalat

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Bismillahirrahmanirrahim..

 

Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda (yang artinya):
"Luruskan shaf-shaf kalian, karena meluruskan shaf termasuk kesempurnaan shalat"
(Hadits riwayat Bukhari, dalam Fathul Bari No 723)

 

Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda (yang artinya):
"Luruskan shaf kalian, jadikan setentang di antara bahu-bahu, dan tutuplah celah-celah yang kosong, lunaklah terhadap tangan saudara kalian dan jangan kalian meninggalkan celah-celah bagi syaithon. Barangsiapa menyambung shaf maka Allah menyambungkannya dan barangsiapa memutuskannya maka Allah akan memutuskannya"
(Hadits riwayat Bukhari, Abu Dawud 666)
Dishahihkan Syaikh Al Albany dalam Shahih Sunan Abi Dawud

 sajadah

Dari Abu Qosim Al Jadali berkata: Aku mendengar Nu’man Bin Basyir berkata,
"Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasalam menghadap wajah kepada manusia dan bersabda (yang artinya):Luruskan shaf-shaf kalian (3 kali) ! Demi Allah benar-benar kalian meluruskan shaf-shaf kalian atau Allah akan menjadikan hati kalian berselisih" 
Nu’man berkata, "Maka aku melihat seseorang melekatkan bahunya dengan bahu kawannya, lututnya dengan lutut kawannya, mata kaki dengan mata kaki kawannya" 
(Hadits riwayat Abu Dawud 662, Ibnu Hibban 396, Ahmad 4272)
Dishahihkan Syaikh Al Albany dalam As Shahihah No 32

 

Dari hadits-hadits di atas kita ketahui betapa pentingnya bagi kita untuk meluruskan dan merapatkan shaf/ barisan dalam shalat.

Trus apa masalahnya dengan sajadah..???

Ini berdasarkan pengalaman saya setiap kali shalat di mesjid terutama untuk shalat Jum’at biasanya jema’ah shalat Jum’at membawa sajadah masing-masing dengan berbagai macam ukuran dan motiv. Nah, yang jadi masalah buat saya adalah mengenai ukurannya yang terlalu lebar, sehingga membuat shaf menjadi renggang.

Orang lain akan kesulitan untuk merapatkan shaf karena merasa tidak enak untuk menginjak atau menindih sajadah orang lain yang terlalu lebar tersebut, mungkin karena orang tersebut shalat duluan sehingga tidak sempat minta izin untuk menyinjak atau menindih sebagian sajadahnya dengan sajadah kita, atau karena sajadah orang tersebut kesannya mahal dan sajadah kita sendiri murahan. hehe..

Nah, sekarang saran saya adalah sebelum kita shalat hendaknya kita pastikan dulu kita dapat merapatkan shaf dan orang lain juga dapat merapatkan shaf. Jangan kita cuek saja pada jama’ah di sekitar kita.

 

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Sabtu, 04 Desember 2010

Pola Makan Terbaik adalah Pola Makan Rasulullah SAW

Assalamu ‘alaikum WR. WB.

Secara umum makan adalah memasukkan makanan pokok ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya.

Dari segi kesehatan makan adalah kegiatan memasukkan makanan atau sesuatu ke dalam mulut untuk menyediakan nutrisi bagi tubuh dan juga energi untuk bergerak dan juga untuk pertumbuhan.

Beberapa hari yang lalu saya dikasih file dokumen oleh teman saya Muhammad Adrian Abdi. Ketika saya tanya apa isinya dia bilang itu cara makannya Rasulullah. Setelah saya baca ternyata isinya menarik. Tidak puas rasanya kalau hanya membaca, saya pun ingin menerapkannya sekaligus ingin berbagi kepada para pembaca sekalian.

Berikut isi file yang dikasih oleh teman saya;

Kali ini penulis akan memberikan pengetahuan tentang pola makan terbaik. Banyak penelitian dan riset untuk mendapatkan pola makan terbaik untuk orang tertentu. Tetapi sesungguhnya tidak perlu kalian mencari dengan berbagai cara untuk mendapatkan pola makan terbaik.

Sejak kita dilahirkan sudah ada sosok yang harus menjadi panutan kita dalam bertindak dalam keadaan apapun. Dialah Rasulullah Muhammad SAW. Sehendaknya kita bisa meneladani dan meniru segala kebiasaan beliau. Termasuk dalam hal pola makan, karena pola makan Rasulullahlah yang terbaik. Berikut ini adalah pola makan Rasulullah SAW.

  1. Membaca basmalah ketika hendak makan, dan mengakhiri dengan membaca hamdallah.Barangkali hikmah membaca basmalah dan hamdallah adalah seorang muslim selalu mengingat bahwa makanan yang disantap tidak lain adalah nikmat dan anugerah dari Allah yang Maha Lembut dan Maha Tahu. Dia akan terhindar dari sikap berlebih-lebihan dan mubadzir. Seorang muslim juga akan selalu sadar bahwa makanan bukan tujuan akhir, tapi sarana menambah kekuatan untuk menuju ketaatan kepada Allah, memakmurkan bumi dan menaburinya dengan kebaikan.

  2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
    Nabi bersabda:
    ”Barangsiapa tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih, lalu ketika bangun pagi dia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak mencela melainkan dirinya sendiri”.
    Nabi sendiri jika hendak makan selalu mencuci tangan terlebih dahulu, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Nasa’i dari Aisyah ra.

  3. Menjauhi sikap berlebihan dan rakus.
    Makan adalah kewajiban. Dengan makan seorang muslim memperoleh kekuatan untuk beribadah. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah ibn Umar:
    ”Sesungguhnya tubuhmu mempunyai hak yang harus kamu penuhi”.
    Namun demikian kita harus ingat batasan dalam mengkonsumsi makanan, yaitu menjauhi sikap berlebihan dan rakus.
    Banyak sekali dalil yang menekankan hal ini. Allah dalam surat Al-A’raf ayat 31 berfirman:
    ”Makan dan minumlah, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
    Dan juga di surat Thaha ayat 81:
    ”Makanlah diantara rezeki yang baik yang telah Kami berikan pada kalian, dan janganlah melampaui batas padanya”.
    Sementara Rasulullah saw sendiri telah memerintahkan untuk mengatur waktu makan dan berpegang teguh pada etika, sebagaimana sabda Beliau:
    ”Kami adalah orang-orang yang tidak makan kecuali setelah lapar, dan bila makan kami tidak sampai kenyang”.
    Beliau juga bersabda:
    ”Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim)
    Maksudnya sebenarnya makanan dalam porsi minimal pun sudah cukup baginya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Imam Ahmad dan Darimi, Rasulullah saw juga bersabda:
    ”Makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang sebenarnya cukup untuk delapan orang”.
    Dalam hadits lain disebutkan:
    ”Sesungguhnya termasuk sikap berlebih-lebihan bila kamu memakan segala sesuatu yang kamu inginkan”. (HR Ibnu Majah)
    Beliau pun bersabda:
    ”Seorang mukmin makan dengan satu usus, sementara orang kafir makan dengan tujuh usus”. (HR. Muslim, Turmudzi, Ahmad, dan Ibnu Majah)

  4. Makan dengan tiga jari.
    Dengan tiga jari berarti kita telah bersikap seimbang. Sebagaimana dikatakan bahwa makan dengan lima jari menunjukkan kerakusan, sedangkan makan dengan satu atau dua jari menunjukkan kesombongan dan keangkuhan.

  5. Duduk tegak lurus saat makan dan tidak bersandar.
    Rasulullah melarang seseorang makan sambil bersandar karena membahayakan kesehatan dan mengganggu pencernaan lambung.

  6. Minum dengan tiga kali tegukan. Dilakukan sambil duduk dan tidak bernafas dalam gelas.
    Nabi mengajarkan minum dengan menyesap (minum air dengan menempelkan bibir ke air), bernafas di luar gelas serta tidak minum dengan cara menenggak. Maksudnya adalah mencegah masuknya udara ke dalam lambung.
    Ubay bin Ka’ab berkata:
    Nabi saw tidak pernah meniup makanan dan minuman, tidak bernafas di dalam wadah. Bahkan beliau melarang meniup makanan dan minuman.”
    Nabi saw biasa minum dengan tiga kali teguk, sambil bernafas di antara tiga kali tegukan di luar gelas dan bukan di dalamnya.
    Diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bernafas tiga kali saat minum. Beliau bersabda:
    ”Sungguh, ini lebih mengenyangkan, menyembuhkan, dan menyegarkan”. (HR Bukhari dan Muslim)
    Anas juga berkata:
    ”Rasulullah saw telah melarang minum sambil berdiri”. (HR Muslim)
    Ibnu Abbas menambahkan:
    ”Rasulullah saw telah melarang minum dari mulut poci”. (HR Bukhori dan Ibnu Majah)

  7. Mendahulukan makan buah-buahan sebelum makan daging (makanan utama).
    Hal ini sebagai upaya untuk mengikuti apa yang dilakukan para penghuni surga. Dalilnya adalah Qur’an surat al-Waqi’ah ayat 20-21:
    ”Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan”.

  8. Menutup makanan dan minuman di atas meja.
    Nabi mewajibkan menutup makanan untuk melindunginya dari pencemaran, sebagaimana dinyatakan dalam hadits Nabi saw.:
    ”Tutuplah bejana”. (HR. Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah)
    Dalam riwayat Bukhari disebutkan:
    ”Tutuplah makanan dan minuman”.
    Rasulullah saw bersabda:
    ”Tutuplah wadah tempat makanan dan minuman, karena dalam satu tahun ada satu malam yang di malam itu turun wabah dari langit. Wabah itu tidak menjumpai wadah yang terbuka melainkan akan ada sebagian dari wabah itu yang mengenai wadah itu”.

  9. Mencuci mulut (berkumur) sebelum dan setelah makan.
    Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan dan bakteri. Secara khusus beliau menekankan pentingnya berkumur setelah minum susu:
    ”Berkumurlah kalian setelah minum susu, karena di dalamnya mengandung lemak”. (HR. Ibnu Majah)

  10. Suplemen makanan terbaik adalah madu.
    Rumah Nabi tidak pernah kehabisan madu. Nabi juga menganjurkan untuk meminum madu secara teratur. Nabi bersabda:
    ”Hendaklah kalian meminum madu”.
    Adapun Nabi mengajarkan bahwa cara terbaik meminum madu adalah dengan melarutkan satu sendok madu dengan air yang tidak dingin dan diaduk dengan baik.

  11. Tidak memasukkan makanan pada makanan.
    Ada dua pendapat mengenai maksud dari memasukkan makanan pada makanan. Pendapat pertama adalah kita dilarang makan kecuali setelah dua jam dari waktu makan berat. Pendapat kedua adalah kita dilarang menyuap makanan ke dalam mulut pada saat masih ada makanan di dalamnya. Dunia kedokteran modern membuktikan bahwa kedua hal tersebut memang berdampak negatif pada kesehatan.

  12. Menjilati jari dan tempat makan.
    Menjilati tempat bekas makan akan sangat membantu pencernaan. Rasulullah saw sendiri menjilati jemari beliau setelah makan. Beliau bersabda:
    ”Apabila salah seorang di antara kalian selesai makan, hendaklah dia tidak membersihkan tangannya sehingga menjilatinya”. (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Tabrani)
    Hal itu menunjukkan adanya perintah untuk tidak meninggalkan sisa makanan di tempat makan. Juga diriwayatkan Turmudzi dengan lafaz:
    ”Barangsiapa makan di piring, lalu ia menjilatinya, maka piring itu akan memohonkan ampun untuknya”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, Ahmad)

  13. Nabi melarang menggabungkan antara susu dan ikan, cuka dan susu, cuka dan ikan, buah dan susu, cuka dan nasi, delima dengan tepung, kubis (kol) dengan ikan, bawang putih dengan bawang merah, makanan lama dengan makanan baru, makanan asam dengan makanan pedas, makanan panas dengan makanan dingin.

  14. Tidak tidur setelah makan.
    Nabi menganjurkan seseorang berjalan-jalan setelah makan malam. Tapi bisa juga digantikan oleh shalat. Hal ini dimaksudkan agar makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan tepat sehingga bisa dicerna dengan baik. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi saw bersabda:
    ”Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah yang Mahatinggi dan shalat, serta janganlah kalian tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras”. (HR. Abu Naim dengan sanad dha’if)
    Diriwayatkan dari Anas dengan status marfu’:
    ”Makan malamlah sekalipun hanya dengan kurma kering (yang rusak), karena meninggalkan makan malam dapat mempercepat penuaan”.

  15. Makan bersama-sama dan tidak sendiri-sendiri.
    Hal ini menyebarkan sekaligus menciptakan nuansa penuh kasih sayang dan rasa saling mencintai yang tentunya akan memberi nilai positif bagi selera makan.

  16. Makan sambil berbincang dan tidak diam.
    Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana rileks dan menyenangkan saat makan.

  17. Menghormati budaya dan tradisi makan yang ada di tempat kita makan. Dilarang menghina atau membenci makanan, sekalipun makanan itu di luar kebiasaan kita.

  18. Bersikap lembut terhadap orang sakit dengan tidak memaksakan makanan tertentu.

  19. Menjaga perasaan orang lain dengan tidak membelakangi posisi mereka. Hal ini bisa menyebabkan terganggunya selera makan orang tersebut.

  20. Tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu panas dan minuman yang terlalu dingin.

  21. Tidak memakan daging setiap hari, melainkan berselang hari. Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dari Aisyah ra, dia mengatakan bahwa bagian lengan atas adalah daging yang paling disukai Nabi. Namun beliau tidak memakan daging setiap hari. Maka yang tersisa ditangguhkan untuk keesokan harinya.

  22. Tidak memakan buah pada saat baru sembuh dari sakit. Diriwayatkan dari Ummu Al-Mundzir binti Qais, seorang wanita Anshar, dia mengatakan: “Rasul datang kepadaku bersama Ali yang waktu itu baru sembuh dari sakit. Kebetulan waktu itu kami punya buah yang masih tergantung di pohonnya. Rasul pun berdiri dan dan memetik buah dan memakannya. Ali juga ikut memetik, namun ketika akan memakannya, Rasul mencegah seraya berkata: “Jangan Ali, kamu baru sembuh dari sakit”. Ali pun mengurungkan niatnya. Maka aku membuat roti dan makanan yang direbus dan membawakannya pada mereka. Maka Rasul pun berkata pada Ali: “Makanlah ini. Ini lebih baik untukmu””. (HR. Abu Dawud)

  23. Tidak pernah menolak undangan makan, bahkan jika yang dihidangkan nilainya sangat murah. Rasul tidak pernah menolak undangan makan apapun selama makanan yang dihidangkan itu halal, meskipun makanan itu sangat murah. Beliau berkata: “Jika kalian diundang untuk menghadiri jamuan makan, maka hadirilah. Kalau suka makanlah, kalau tidak, tinggalkan”. (HR. Abu Dawud). Sebagaimana Rasul juga pernah mengatakan: “Kalau aku diundang untuk menghadiri suatu jamuan, meskipun yang dihidangkan hanya kaki atau tangan, aku akan datang. Begitu juga kalau aku diberi hadiah tangan atau kaki, aku pasti menerimanya”. (HR. Bukhori)

Untuk para pembaca yang ingin menjalankan program diet, penulis pun akan memberi tahu bagaimana melakukan diet anjuran Rasulullah. Anda tidak perlu menjaga makanan anda dengan porsi yang sangat sedikit karena itu akan sangat menyiksa anda. Anda hanya perlu mengunyah makanan yang anda makan sampai 32 kali kunyahan atau sampai benar-benar halus untuk ditelan. Dengan cara tersebut maka kerja perut akan berkurang.

Demikian isi file yang dikasih oleh teman saya, semoga bermanfaat untuk para pembaca khususnya untuk saya pribadi.

Wassalamu ‘alaikum WR. WB

Selasa, 16 November 2010

Dilema Antara Amal dan Kehidupan Bersosial

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Sebelumnya saya minta maaf seandainya apa yang saya tulis ini akan menimbulkan reaksi yang negatif dari beberapa kalangan. Apa yang saya tulis ini hanya berdasarkan akal pikiran, karena saya akui saya tidak begitu menguasai hukum ‘aqli. 

Berawal dari suatu acara haulan yang diadakan oleh tetangga pada malam hari sekaligus pembacaan syair-syair maulid dengan mengundang group maulid setempat yang dulunya saya juga pernah menjadi anggota dari group ini.

Awalnya saya merasa biasa-biasa saja, namun setelah saya perhatikan mulai dari sikap beberapa anggota group maulid yang rata-rata anggota baru dan berlatar belakang pendidikan pesantren bersikap kurang sopan saat memasuki rumah undangan, yaitu bersikap acuh terhadap undangan lain yang kebetulan lebih awal datang.

Acara diawali dengan pembacaan syair-syair maulid yang diiringi dengan tabuhan rebana. Dari sini saya mulai merasa risih, bosan dan sangat mengantuk, karena di sini saya merasa hanya bisa menikmati syair-syair maulid tanpa bisa ikut berpartisipasi, begitu juga dengan para undangan lain yang hadir di tempat tersebut. Saya pun memutuskan untuk keluar tempat tersebut untuk menghilangkan rasa kantuk.

Dari luar saya baru sadar bahwa acara ini menggunakan pengeras suara bukan hanya terpasang di dalam rumah, tapi juga terpasang di luar dengan pengeras suara yang sangat keras dan dihadapkan ke hulu dan hilir, sehingga suara akan terdengar sampai di kejauhan. Saya termenung sejenak, apa ini tidak mengganggu masyarakat sekitar yang mungkin ingin istirahat setelah kelelahan beraktivitas di siang hari..? Atau ada anak-anak atau bayi yang terganggu tidurnya karena mendengar suara keras dari pengeras suara ini..?

Tidak hanya itu, saat group maulid ini membawakan sebuah syair yang tergolong baru dan sulit diikuti oleh jamaah lain ditambah lagi dengan gaya pembacaan syair dan iringan rebana yang saya nilai memang sangat bagus namun hanya pantas ditampilkan di atas panggung. Para jamaah lain hanya bisa menikmati tanpa bisa ikut berpartisipasi, apalagi memahami apa yang disampaikan.

Dari sini maaf, secara kasarnya saya menyimpulkan bahwa group maulid yang membawakan syair ini seolah-olah hanya ingin menyampaikan bahwa: ini lho group maulid kami dengan syair-syair yang terupdate dan alunan syairnya yang sangat indah, sangat pantas untuk diundang dalam acara-acara keagamaan”. Dari sini terkandung nilai-nilai promotion.

Yang menjadi masalah buat saya adalah kegiatan-kegiatan yang bernuansa keagamaan namun malah akan mengganggu dan mengusik ketenangan serta membuat ketidaknyamanan baik jamaah lain yang hadir ataupun masyarakat di lingkungan sekitar. Bagaimana seharusnya jika hal ini memang mesti dilakukan..?

Sekali lagi saya minta maaf atas tulisan saya ini seandainya akan mengundang konflik dan saya harap bimbingan, saran dan masukan serta kritikan. Beritahukan saya jika memang tulisan ini tidak pantas untuk dipublikasikan.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih..

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Selasa, 07 September 2010

Memaknai Lebaran

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

lebaran1Setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Di sini saya ingin mengutarakan beberapa pendapat umat Islam dalam memaknai hari lebaran (menurut versi saya sih, hee..).

Pertama, ada yang memaknai hari lebaran dimana segalanya serba baru dalam hal materi, misalnya pakaian serba baru. Ini tentunya didominasi oleh kalangan anak-anak yang tentunya. Yang terlintas dipikiran mereka adalah pakaian baru saat lebaran. Namun, tidak sedikit juga kaum remaja yang masuk dalam aliran ini (ops, emangnya faham keagamaan..? wakakakak).

Kedua, ada yang memaknai hari lebaran dimana saatnya untuk mengeluarkan zakat / THR (bukan zakat fitrah), ini tentunya dilakukan oleh kalangan pengusaha, pedagang, PNS ataupun profesi lainnya.

Ketiga, lebaran adalah saat yang tepat untuk kumpul keluarga, saling maaf memaafkan satu sama lain. Mereka yang tinggal diperantauan tentunya akan merayakan lebaran di kampung halaman, sehingga tidak sedikit yang mudik ke kampung halaman untuk merayakan lebaran di kampung halaman bersama sanak famili.

Keempat, lebaran identik dengan ketupat. Nah, selain ketupat juga terdapat banyak hidangan istimewa yang dihidangkan, tentunya untuk menjamu para tamu atau keluarga yang akan bersilaturrahmi. Sehingga ada yang memaknai lebaran sebagai hari makan enak (menurut survey secara diam-diam, wakakaka).

Kelima, lebaran adalah merupakan hari kemenangan bagi umat Islam. Idul Fitri hari menuju Fitri (suci) setelah menjalankan ibadah puasa sebulan penuh dan ibadah lainnya.

Berakhirnya bulan Ramadhan bukan berarti berakhir pula segala ibadah yang kita tekuni di bulan suci Ramadhan itu sepeti Tadarrus Al-Quran, Shalat berjamaah, dan lain sebagainya. Malahan kita dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas ibadah kita di luar bulan suci Ramadhan.

Nah, inilah beberapa cara umat Islam memaknai lebaran, ini hanyalah pengamatan sekilas yang saya lakukan di masyarakat. Saya harap kritik dan sarannya atas apa yang saya tulis ini. Semoga semua ini bermanfaat baik bagi saya pribadi maupun bagi para pembaca sekalian.

Saya selaku penulis dan juga keluarga mengucapkan "Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1431 H, Minal aidin wal faizidzjin, Mohon maaf lahir batin".

Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

My First Entri

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Diawali dengan mengucap Bismillahir Rahmanir Rahim. Saya coba untuk belajar mengelola sebuah web blog dengan harapan apa yang saya muat akan bermanfaat baik bagi saya secara pribadi maupun bagi para pembaca.

Di samping itu saya berharap rekan-rekan blogger sekalian maupun para pembaca bisa membantu saya dalam pengelolaan web blog saya ini, karena saya masih sangat begitu awam terhadap dunia maya ini. Kritik dan saran sangat saya harapkan dalam pengelolaan web blog ini.

Saya juga masih belum dapat tema yang sesuai untuk web blog ini, jadi saya harap masukan dan saran dari teman-teman sekalian.

Saya harap teman-teman dan rekan-rekan sekallian bukan cuma berkunjung di web blog ini, tapi kita bisa saling bersilaturrahmi dan saling berbagi.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih

Wassalamu ‘alaikum Wr. wb.